ANALISISKEBIJAKAN PENANAMAN MODAL ASING DI KABUPATEN BANTAENG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan Untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Pemerintahan Oleh ANUGRAH RACHMAT E 121 10 255 JURUSAN ILMU POLITIK DAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI BANTAENG ANALISIS KEBIJAKAN PENANAMAN
Yangpertama sebagai proses sistematik, modernisasi melibatkan perubahan pada segala aspek tingkah laku sosial, yang termasuk didalamnya berupa industrialisasi, urbanisasi, diferensiasi, sekularisasi, dan sentralisasi. Hal ini menjadikan modernisasi sebagai sebuah bentuk yang teratur dibandingkan dengan sebuah proses yang tidak beraturan.
Jauh sebelum terjadinya perputaran industri kita mengenal istilah pra revolusi, di mana seluruh kegiatan dilakukan secara manual dengan tangan manusia tanpa bantuan mesin. Baru sekitar abad ke 17 sampai awal abad ke 18 perputaran industri dimulai dengan kemunculan Peredaran Industry berangkat hadirnya pabrik-industri dan penemuan tenaga uap maka itu ilmuwan. Kemudian Revolusi Industri pada sekitar medio abad 18 adanya pemanfaatan tenaga listrik, hadirnya produksi otomobil dan Peredaran Industri sejak perian 1960 letusan informasi digital, komputer, dan smartphone. Peredaran Industri yakni salah satu pelaksanaan proyeksi teknologi maju Jerman 2020 nan diimplementasikan melalui peningkatan teknologi manufaktur, kreasi kerangka kebijakan srategis, dan lain sebagainya. Ditandai dengan kesediaan manusia mesin, artificial intelligence, machine learning, biotechnology, blockchain, internet of things IoT,serta driverless vehicle. Permukaan pendidikan sangat berkaitan dengan Revolusi Industri yang boleh dimanfaatkan bagi mendukung pola belajar dan acuan berpikir dalam-dalam serta mengembangkan inovasi kreatif dan inovatif dari murid didik, guna mencetak generasi penerus bangsa nan unggul dan kreatif bersilaju. Pendidikan Era Rotasi Pabrik Ahli teori pendidikan sering menyebut Pendidikan Era Revolusi Industri untuk menggambarkan beraneka ragam pendirian mengintegritaskan teknologi cyber baik secara jasmani ataupun non jasmani dalam penataran. Pendidikan Era Distribusi Pabrik merupakan fenomena yang merespons kebutuhan sirkuit industri dengan penyesuaian kurikulum baru sesuai situasi kini. Kurikulum tersebut mampu membuka tingkap dunia melangkahi genggaman contohnya memanfaatkan internet of things IOT. Di sisi tidak pengajar juga memperoleh lebih banyak bacaan dan metode pengajaran. Akan tetapi kejadian ini tidak luput dari tantangan bagi para pengajar bagi mengimplementasikannya. Dikutip dari Kompasiana 2019 setidaknya ada 4 kompetensi yang diharapkan dimiliki makanya pembimbing. Pertama keterampilan berpikir kritis dan pemecahan ki kesulitan. Merupakan kemampuan memahami suatu masalah, mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sehingga bisa dielaborasi dan memunculkan berbagai perspektif bikin menyelesaikan masalah. Pengajar diharapkan berharta meramu penataran dan mengimpor kompetensi ini kepada peserta didik. Kedua Keterampilan komunikasi dan kerja sama. Keterampilan ini tidak luput berasal kemampuan berbasis teknologi informasi, sehingga pengajar dapat menerapkan kolaborasi dalam proses pengajaran. Ketiga, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Diharapkan ide-ide plonco boleh diterapkan pengajar kerumahtanggaan proses pembelajaran sehingga mengerapkan siswa untuk beripikir kreatif dan inovatif. Misalnya dalam mengamalkan tugas dengan memanfaatkan teknologi dan pesiaran. Keempat, literasi teknologi dan kabar. Pengajar diharapkan kaya memperoleh banyak pustaka dalam pemanfaatan teknologi dan informasi guna menunjang proses belajar mengajar. Bagi perguruan jenjang, Sirkulasi Industri diharapkan mampu mewujudkan pendidikan cerdas menerobos peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan, perluasan akses dan relevansi dalam mewujudkan kelas bawah dunia. Bakal menciptakan menjadikan peristiwa tersebut interaksi pembelajaran dilakukan melalui blended learning melangkahi kolaborasi, project based-learning melalui publikasi, flipped classroom melalui interaksi publik dan interaksi digital. Virus Corona/Covid 19 dan Pelayanan Bidang Pendidikan Era Covid-19 yang bertambah dikenal dengan segel virus Corona adalah tipe plonco dari coronavirus nan menular ke individu. Virus ini menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan bujukan lega sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Indonesia kini tengah menghadapi hari-musim mengimbangi covid-19, bahkan Nayaka Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Menteri PAN-RB sudah lalu mengeluarkan sahifah edaran yunior nan pada intinya menyatakan perpanjangan musim bekerja dari rumah Work From Home dan penyesuaian sistem kerja. Akan tetapi Menteri PAN-RB menegaskan kejadian ini bukan berarti pelayanan publik ditiadakan, baik peladenan umum terkait ulas lingkup barang, jasa maupun administrasi. Hal tersebut ditekankan secara serta merta oleh yang bersangkutan plong momen mengumumkan adanya surat edaran terbaru yang menyatakan perlunya penyesuaian sistem kerja dan mengimplementasikan protokol preventif Covid-19. Pelayanan dapat dilakukan melampaui daring online maupun jika terdapat pelayanan manual harus mengimplementasikan menakar hawa pengguna layanan, meluangkan tempat cuci tangan/handsanitizer dan menjaga jarak. Hal tersebut juga berlaku bagi pendidikan. Dengan dihapuskannya Ujian Nasional, belajar di rumah melintasi aplikasi tertentu, khotbah daring, pimpinan dan seminar daring merupakan contoh pelayanan latar pendidikan nan mengerapkan penerapan Pendidikan era Rotasi Bagaimana tidak baik penatar atau peserta didik dipacu bakal memafhumi sekurang-kurangnya pemanfaatan teknologi digital. Di arah tidak peserta didik lagi dipaksa untuk mengeksplor teknologi dan informasi dan mengacapi kreatifitasnya melalui pintasan-inovasi dalam tugas-tugas nan diberikan. Kesempatan Kolaborasi di Tengah Wabah Covid-19 Tentu penyesuaian diperlukan intern menerapkan Pendidikan era Revolusi Akan hanya tidak dapat dipungkiri adanya hawar Covid-19 menjadi pelecok suatu pendorong penerapan sistem ini. Di sisi lain selain dituntut memahami teknologi dan warta serta mandu mengimplementasikannya, pasti terdapat permasalahan nan keluih merupakan terkait sarana infrastruktur nan cukup. Misalnya peserta asuh bersumber keluarga yang minus mampu tidak memiliki laptop/smartphone. Maka kebijakan sudah seharusnya memperhatikan situasi tersebut. Pihak sekolah memiliki Surat Keputusan SK peserta didik tekor mewah dan melakukan pendampingan membiasakan bagi mereka yang telah didata dengan memperoleh subsidi cabang atau pemecahan kebobrokan lainnya. Selain itu pemerintah harus memastikan bahwa sekurang-kurangnya internet tersuguh di daerah pendidikan agar menghindari pula alasan untuk pulang ke per kampung halaman dikarenakan menghindari penyebaran Covid-19. Di balik situasi tersebut pelajar didik dituntut lakukan mampu menyesuaikan diri dan memanfaatkan Pendidikan era Revolusi dengan menerapkan internet of things IoT. Sehingga boleh berekspansi kreatifitas dan inovasinya melampaui tugas bersama kolaborasi, tugas basyar maupun project tertentu nan berguna di paruh situasi taun ini. Contoh kolaborasi misalnya nan mutakadim dilakukan mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Lampung dengan membuat larutan hand sanitizer dengan memanfaatkan perangkat dan sasaran nan tersedia, atau penggalangan dana bersama kerjakan membeli Peranti Pelindung Diri APD cak bagi petugas kesehatan. Tugas anak adam dengan membentuk poster/video akan halnya himbaun pencegahan Covid-19, atau melakukan tugas sesuai kurikulum pendidikan dengan memanfaatkan teknologi dan pemberitaan sehingga n kepunyaan banyak teks dan dapat memanfaatkan teknologi digital. Project tertentu misalnya mengembangkan kemampuan dalam membuat aplikasi tertentu guna mendukung sistem pelayanan umum daring, tanpa mengharuskan pengguna layanan pergi ke lokasi peladenan. Keadaan tersebut mungkin saja boleh dilakukan, andai contoh Online Single Submision OSS yang diterapkan di DPMPTSP. Tidak bukan bisa jadi peserta didik bisa menciptakan menjadikan aplikasi daring yang melajukan proses tata pelayanan publik. Plong akibatnya, di tengah merebaknya pandemi Covid-19, Pendidikan era Perputaran Industri dapat diterapkan dengan orientasi tertentu tanpa mennyampingkan hal-hal nan perlu diperhatikan lebih teknis, misalnya dampak dan kelemahannya. Di sisi lain tuntutan peran pesuluh tuntun diharapkan mampu mengapalkan transisi maujud di perdua situasi melalui pemahaman yang diberikan maka dari itu penyuluh. Sudah saatnya kita sandar-menyandar dalam membentuk “kesempatan” mengabdi di tengah adanya pandemi ini.
hbyvx9b.