Salahsatu sasaran pengembangan di bidang pangan adalah terjaminnya masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan. (1983) mengklasifikasikan karakteristik mutu bahan pangan menjadi dua kelompok, yaitu : (1) karakteristik fisik/tampak, meliputi penampilan yaitu warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik; kinestika yaitu tekstur 1. Kerapatan Biasanya kerapatan bahan diperhitungkan berdasarkan perbandingan antara berat dan volume bahan weight-volume ratio. Ada tiga macam kerapatan yaitu, kerapatan nisbi relative density, kerapatan mutlak absolute density, dan kerapatan nyata apparent density. Kerapatan mutlak didefinisikan sebagai massa persatuan volume. Massa adalah berat dikalikan gravitasi. Oleh karena itu gravitasi bumi sangat mempengaruhi kerapatan mutlak. Kerapatan nisbi adalah hubungan antara kerapatan bahan pada suhu tertentu dibandingkan dengan kerapatan standar biasanya air pada suhu yang sama. Kerapatan nyata apparent density didefinisikan sebagai volume bahan apparent displacement dibagi dengan berat bahan. Dalam hal ini, wadah yang telah diketahui volumenya diisi penuh dengan sejumlah bahan yang telah diketahui beratnya. Berat bahan dibagi dengan volume wadah tersebut adalah kerapatan nyata dari bahan. 2. Panjang, lebar dan diameter Pengukuran, panjang, lebar dan diameter suatu bahan biasanya dimaksudkan untuk menentukan keseragaman bahan tersebut. Pengukuran yang cepat biasanya menggunakan saringan atau ayakan yang disusun berdasarkan besar kecilnya lubang saringan dari saringan yang berlubang besar di atas sampai kepada yang berlubang kecil di bawah. Bentuk lubang disesuaikan dengan bentuk bahan yang diinginkan misalnya bundar, persegi dan segitiga. Alat semacam ayakan digunakan dalam sortasi bahan. Pengukuran panjang, lebar dan diameter dapat juga dilakukan dengan menggunakan alat seperti mistar dan mikrometer. Ketelitian mikrometer jauh lebih tinggi daripada mistar. 3. Warna dan kilap Warna adalah suatu sifat bahan yang dianggap berasal dari penyebaran spektrum sinar, begitu juga sifat kilap dari bahan dipengaruhi oleh sinar terutama sinar pantul. Sinar yang dapat dilihat seseorang terbatas menurut gelombangnya, yaitu dari 380-770 nm nanometer. Di luar panjang gelombang ini, praktis mata tidak dapat merasakannya. Jika dilihat lebih jauh, warna bukanlah merupakan suatu zat atau benda melainkan hanyalah suatu sensasi seseorang oleh karena adanya rangsangan dari seberkas enersi radiasi yang jatuh ke retina mata. Timbulnya warna dibatasi oleh faktor terpenting yaitu terdapatnya sumber sinar. Pengaruh tersebut terlihat apabila suatu bahan atau benda dilihat di tempat yang suram dan di tempat yang gelap, akan memberikan perbedaan warna yang menyolok. Pengalaman ini biasanya digunakan oleh pedagang kain untuk memanipulasikan produk yang diperdagangkan dengan menggunakan lampu yang beraneka warna. 4. Viskositas dan Konsistensi Viskositas dan konsistensi merupakan sifat yang penting terutama untuk bahan pangan seperti juice, manisan, minyak, sirup dan sebagainya. Viskositas dan konsistensi sangat erat hubungannya dengan indra peraba dan penglihatan. Faktor mutu ini tidak hanya diukur untuk menunjukkan konsistensi dari hasil akhir olahan, tetapi juga bahan mentah atau perubahannya dari setiap tahap pengolahan untuk memperkirakan konsistensi akhir. Viskositas berguna sebagai pengukur kriteria adanya perubahan bahan disagregation atau depolimerisasi misalnya yang terjadi karena hidrolisa dari protein, pati dan pektin. Faktor mutu tersebut juga penting dalam penentuan berat molekul. Untuk mengadakan pengukuran viskositas dan konsistensi bahan digunakan alat instrumen yang dinamakan “viscosimeter” dan “consistometer”. 5. Tekstur atau Kinesthetics Sifat “kinesthetics” erat hubungannya dengan indra peraba, sifat ini juga sering disebut dengan “sensory characteristics” yang tergolong ke dalam sifat yang ditentukan dengan indra peraba finger feel adalah keteguhan firmness dan kelembutan softness yang dapat diukur dengan cara penekanan compression, serta “juiciness” yang diuji dengan dipijit oleh ibu jari misalnya pengujian kematangan jagung. Di samping faktor-faktor fisik yang telah dibahas di atas, masih banyak faktor fisis yang biasanya berlaku khas untuk setiap jenis bahan yang dihubungkan dengan keperluan,penggunaan bahan tersebut. Faktor fisik yang dimaksud antara lain indeks bias dan putaran optik yang sering digunakan sebagai penentu mutu minyak-minyak atsiri; elastisitas, tensile strength yang sering digunakan sebagai penentu mutu karet dan polim lainnya; kekuatan menerima tekanan dan kekuatan belah yang sering digunakan sebagai penentu mutu hard board papan keras untuk bahan bangunan. Tabel 1. Pengelompokkan/grading buah manggis dalamkonteks pangan, jaminan mutu merupakan suatu program menyeluruh yang meliputi semua aspek mengenai produk dan kondisi penanganan, pengolahan, pengemasan, distribusi dan penyimpanan produk untuk menghasilkan produk dengan mutu terbaik dan menjamin produksi makanan secara aman dengan produksi yang baik, sehingga jaminan mutu secara Mutu bahan pangan terbaik adalah sesaat setelah pemanenan atau pemotongan. Kondisi tersebut tidak berlangsung lama, bergantung pada derajat kematangan waktu pemanenan. Beberapa bahan pangan dapat menurun mutunya dalam satu atau dua hari, atau dalam beberapa jam setelah pemanenan atau pemotongan. Bahan hasil pertanian, peternakan atau perikanan tersebut akan terus mengalami kerusakan sehingga terjadi penurunan mutu. Setiap produk makanan atau minuman mempunyai masa keawetan yang berbeda-beda, banyak hal yang memengaruhinya. Kerusakan bahan pangan ini bergantung pada jenis bahan pangan, dapat berlangsung secara lambat misalnya pada biji-bijian atau kacang-kacangan atau dapat berlangsung secara sangat cepat misalnya pada susu, ikan dan daging. Sayuran yang dihasilkan oleh petani, jika tidak dilakukan pengolahan, sayuran tersebut hanya bisa awet beberapa hari saja, bahkan seperti bayam atau kangkung hanya bisa disimpan 1-2 hari saja. Bahan pangan umumnya tersusun atas air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, serat dan mineral. Kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan fisik, biologis dan kimiawi. Kerusakan tersebut dapat berpengaruh terhadap mutu bahan atau produk dan keamanan pangan. Untuk menjaga kualitas bahan pangan dan produknya, bahan pangan tersebut perlu dilakukan pengolahan dan pengawetan. Proses pengawetan adalah suatu cara untuk menjadikan hasil peternakan dan pertanian yang awalnya bersifat mudah rusak menjadi produk makanan atau minuman pangan yang lebih awet dengan sebisa mungkin tetap mempertahankan sifat fisik tekstur, warna dan zat gizinya. Pengawetan pangan tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang masa simpan. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi pangan, berbagai jenis makanan dapat dibuat lebih awet, lebih menarik penampilannya, lebih enak serta lebih praktis bagi konsumen, dan yang terutama lebih aman untuk dimakan. Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut. a Pertumbuhan dan aktivitas mikroba, yaitu bakteri, khamir, dan kapang, b Aktivitas enzim-enzim di dalam bahan pangan, c Serangga, parasit dan tikus, d Suhu termasuk suhu pemanasan dan pendinginan, dan e Kadar air, udara terutama oksigen; sinar dan jangka waktu penyimpanan. Mikroba penyebab kebusukan pangan dapat ditemukan di mana saja baik di tanah, air, udara, di atas kulit atau bulu ternak dan di dalam usus. Beberapa mikroba juga ditemukan di atas permukaan kulit buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan. Bakteri, khamir dan kapang dapat tumbuh dengan baik pada keadaan yang hangat dan lembab. Beberapa bakteri mempunyai kisaran suhu pertumbuhan antara 44 – 55 oC yang disebut bakteri termofilik. Beberapa bakteri yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan antara 20-45 oC yang disebut bakteri psikrofilik. Spora dari kebanyakan bakteri dapat mempertahankan diri pada suhu air mendidih, dan pada suhu yang lebih rendah spora akan bergerminasi dan berkembang biak. Beberapa bakteri dan semua kapang yang membutuhkan oksigen untuk tumbuh, disebut bakteri aerobik. Bakteri yang lain malahan tidak dapat tumbuh bila ada oksigen, bakteri demikian disebut bakteri anaerobic. Enzim yang ada pada bahan pangan dapat berasal dari mikroba atau memang sudah ada pada bahan pangan tersebut secara normal. Adanya enzim memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi kimia dan biokimia yang dapat mengakibatkan bermacam-macam perubahan pada komposisi bahan. Aktivitas enzim ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Hewan seperti serangga, parasit dan tikus juga dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan. Serangga terutama dapat merusak buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan umbi-umbian. Yang menjadi masalah bukan hanya jumlah bahan pangan yang dimakan oleh serangga tersebut, tetapi serangga tersebut akan melukai permukaan bahan pangan sehingga dapat menyebabkan kontaminasi oleh bakteri, khamir, dan kapang. Parasit yang banyak ditemukan misalnya di dalam daging babi adalah cacing pita Trichinella spiralis. Cacing pita tersebut masuk ke dalam tubuh babi melalui sisa-sisa makanan yang mereka makan. Daging babi yang tidak dimasak dapat menjadi sumber kontaminasi bagi manusia. Cacing-cacing dalam bahan pangan mungkin dapat dimatikan dengan pembekuan. Tikus merupakan persoalan yang penting di Indonesia, khususnya merupakan ancaman yang berbahaya baik terhadap hasil biji-bijian sebelum dipanen maupun terhadap bahan yang disimpan di dalam gudang. Tikus bukan hanya merugikan karena makan bahan, tetapi juga karena kotorannya, rambutnya atau air kencingnya dapat merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Keawetan bahan makanan juga dipengaruhi oleh kadar air, udara terutama oksigen, sinar, dan jangka waktu penyimpanan. Secara umum, dapat dikatakan bahwa makin rendah kadar air, pangan makin awet. Oksigen udara selain dapat merusak vitamin terutama vitamin A dan C, warna bahan pangan, cita rasa dan zat kandungan lain, juga penting untuk pertumbuhan kapang. Pada umumnya kapang bersifat aerobic, oleh karena itu sering ditemukan tumbuh di atas permukaan bahan pangan. Oksigen udara dapat dikurangi jumlahnya dengan cara mengisap udara keluar dari wadah secara vakum. Sinar atau cahaya dapat merusak beberapa vitamin terutama riboflavin, vitamin A dan vitamin C, juga dapat merusak warna pangan. Sebagai contoh misalnya susu yang disimpan dalam botol yang tembus sinar, cita rasanya dapat berubah karena terjadinya oksidasi lemak dan perubahan protein yang prosesnya dibantu oleh katalisator sinar.
pengertianmutu pangan (food quality) adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi dan standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan dan minuman (uu ri no.7 tahun 1996) mutu suatu pangan ditetapkan dengan standar : standar pertanian (ip) standar perdagangan (spd) standar nasional indonesia
“Apa sesungguhnya mutu itu?” Pengertian mutu atau kualitas secara umum adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Namun makna mutu akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Istilah ini banyak digunakan dalam dalam bisnis dan manufaktur dalam kaitannya dengan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan. Selain itu, mutu sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah terus menerus. Pertanyaan mengenai apakah produk atau jasa tersebut memenuhi atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pelanggan merupakan aspek yang penting dalam mutu. Selain itu dikenal pula istilah fitness for use, yang memiliki dua aspek utama, yaitu Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan. Mutu yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Bebas dari kekurangan. Mutu yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan ulang dan pemborosan, mengurangi biaya garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi inspeksi dan pengujian, memperpendek waktu pengiriman produk ke pasar, meningkatkan hasil dan kapasitas, dan memperbaiki kinerja penyampaian produk atau jasa. Dalam hal pangan atau makanan, terkadang kita mengatakan suatu barang bermutu apabila rasa makanannya enak atau sesuai dengan selera, higienis, ukuran porsi makanan sesuai, pilihan jenis-jenis menu masakan, kecepatan pelayanan, keramahan pelayan, kenyamanan dan keamanan lingkungan, dan harga yang sesuai. Penerapan konsep mutu di bidang pangan dalam arti luas menggunakan penafsiran yang beragam, diantaranya adalah mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik warna, tekstur, rasa dan bau. Dari aspek konsumen didasarkan pada pemilihan produk secara total oleh konsumen. Dalam hal ini mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi berulang seragam atau konsisten dalam standar dan spesifikasi, terutama sifat organoleptik-nya. Mutu juga dapat dinilai sebagai kepuasan kebutuhan dan harga yang didapatkan konsumen dari integritas produk yang dihasilkan produsen. Produk-produk bahan pangan dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan mutunya yaitu karakteristik fisik/tampak, meliputi penampilan yaitu warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik; kinestetika yaitu tekstur, kekentalan dan konsistensi; flavor yaitu sensasi dari kombinasi bau dan cicip, karakteristik tersembunyi, yaitu nilai gizi dan keamanan mikrobiologis. Berdasarkan karakteristik tersebut, profil produk pangan umumnya ditentukan oleh ciri organoleptik, misalnya kerenyahan pada keripik. Selain itu terdapat juga ciri organoleptik lainnya yang ikut menentukan mutu pangan seperti bau, aroma, rasa, dan warna Pada produk pangan, pemenuhan spesifikasi dan fungsi produk yang bersangkutan dilakukan menurut standar estetika warna, rasa, bau, dan kejernihan, kimiawi mineral, logam-logam berat dan bahan kimia yang ada dalam bahan pangan, dan biologi/mikrobiologi tidak mengandung bakteri patogen penyebab penyakit. Sumber Ardiansyah, “Kualitas pangan”. Majalah Guru1000. Standar Mutu Produk Pangan

Mutupangan atau kualitas pangan adalah nilai dan kualitas yang ditentukan dengan pedoman mengikuti kriteria keamanan pangan dan kandungan gizi pangan. Kualitas dari suatu pangan dapat dinilai dari energi makanan dan umur simpan yang dimilikinya. Mutu pangan dari suatu produk dikelompokkan menjadi 3 jenis mutu yakni mutu sensorik, mutu fisik, mutu kimia, dan mutu mikrobiologis.

Posted on August 9, 2022 Peran Ibu sangat penting dalam menjaga kesehatan keluarga. Termasuk untuk memastikan anggota keluarga mendapat asupan gizi seimbang setiap harinya dari sumber pangan yang bervariasi dan juga baik mutunya. Untuk itu, yuk Bu, cari tahu lebih banyak mengenai standar mutu pangan sehingga Ibu dapat memilih produk pangan terbaik bagi keluarga tercinta. Standar mutu pangan di Indonesia Standarisasi dalam dunia pangan tujuannya adalah menciptakan Batasan yang kemudian dapat menjamin keamanan dan ketahanan pangan. Di Indonesia pemerintah mengupayakan terjaganya standar mutu pangan, diantaranya melaui Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722 Tahun 1988 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan. Aturan-aturan ini mengacu kepada aturan dari WHO dan diawasi oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM. Peran Ibu dalam menjaga standar mutu pangan Ibu maupun ayah sebagai konsumen berperan penting sebagai salah satu pendeteksi standar mutu pangan. Konsumen perlu jeli dan teliti dalam memastikan apakah kandungan suatu produk pangan sesuai dengan labelnya dan sesuai dengan peraturan pemerintah. Label pada kemasan produk makanan merupakan bentuk tanggung jawab produsen terhadap konsumen. Ibu sebagai konsumen berhak mendapatkan informasi yang benar mengenai produk pangan yang Ibu beli. Dengan membaca label, Ibu dapat mempertimbangkan apakah produk pangan yang akan Ibu beli baik atau tidak bagi kesehatan keluarga Ibu, juga apakah dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Apa yang harus Ibu perhatikan dalam memeriksa label produk pangan? Membaca label pada kemasan, termasuk memeriksa daftar bahan yang digunakan, kandungan gizi sesuai klaim, kandungan pengawet, perasa, atau pewarna, serta berat apakah produk pangan memiliki ijin sertifikat Halal bagi yang tanggal produksi maupun tanggal kadaluarsa produk pangan sebelum membeli. Kemudian, Ibu dapat menyesuaikan produk pangan yang dipilih dengan kebutuhan keluarga Ibu. Misalnya, menghidari bahan-bahan tertentu apabila ada riwayat alergi atau intoleransi bahan pangan, membeli bahan pangan yang masa kadaluarsa pendek secukupnya saja supaya cepat habis dan tidak keburu rusak, dan lain sebagainya. Yuk Bu, selalu bersikap cermat dalam membeli produk dengan standar mutu pangan yang terjaga untuk mendukung kesehatan keluarga tercinta. Sumber PT Mitra Maju Perkasa Nusantara bergerak dalam bidang pengadaan material bangunan antara lain Bata ringan Walbrik, Intiglobal, Betacon, Indoblok, Deltabrick, Elcon, dan PlatinumPanel Dinding dan LantaiPipa PVC, PPR, HDPE, dan ConduitMortar untuk perekat bata / plester / acian / render / floor / hardener / perekat keramik Distribusi Bahan Kebutuhan PokokAlat-Alat KesehatanGarmen Dengan didukung pabrik yang dimiliki sendiri maupun mitra kerja, kami memberikan produk dan layanan berkualitas sesuai permintaan customer dengan harga kompetitif baik untuk pemenuhan kebutuhan lokal, nasional maupun internasional. Demi kelancaran dalam bisnis kami,kami dari PT Mitra Maju Perkasa Nusantara menjadi partner dari PT Jasa Konsultan Keuangan dalam hal konsultasi bisnis serta accounting service nya
Pendinginanmaupun pembekuan tidak dapat meningkatkan mutu bahan pangan, hasil terbaik yang dapat diharapkan hanyalah mempertahankan mutu tersebut pada kondisi terdekat dengan saat akan memulai proses pendinginan. Hal ini berarti mutu hasil pendinginan sangat dipengaruhi oleh mutu bahan pada saat awal proses pendinginan. (W/m 2.K), k adalah
0% found this document useful 0 votes237 views30 pagesOriginal Title10 TEKNOLOGI PERBAIKAN MUTU PANGANCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes237 views30 pagesTeknologi Perbaikan Mutu PanganOriginal Title10 TEKNOLOGI PERBAIKAN MUTU PANGANJump to Page You are on page 1of 30 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 13 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 18 to 27 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
19Mutu bahan pangan terbaik adalah sesaat a. Pemanenan atau pemotongan d. Pengolahan dan pengemasanb. Penanaman dan pengolahan e. Pengemasan dan penjualan c. Penanaman dan perawatan 20.Bahan pangan yang berasal dari tumbuh tumbuhan disebut dengan a. Hewani d. Herbivorab. Nabati e.
Padang ANTARA - Bahan pangan pada umumnya memiliki kandungan air yang berbeda-beda. Kandungan air sangat berpengaruh terhadap konsistensi bahan pangan karena sebagian bahan pangan mempunyai kandungan air sampai dengan 70 persen atau lebih. Contohnya sayur sayuran dan buah-buahan segar memiliki kandungan air sebanyak 90-95 persen , susu 85-90 persen , ikan 70-80 persen , telur 70-75 persen dan daging 60-70%. Kandungan air inilah yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas mutu dari bahan pangan. Semakin banyak kadar air yang terkandung dalam bahan pangan, maka umur simpannya semakin pendek karena kalau suatu bahan pagan banyak mengandung kadar air, maka sangat memungkinkan adanya mikroba yang tumbuh sehingga dapat menurunkan mutu dari bahan pangan tersebut. Untuk mempertahankan mutu dari bahan pangan, maka dibutuhkan suatu teknik rekayasa proses pangan untuk mempertahankan mutu bahan pangan seperti teknik pendinginan dan pendinginan dan pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan tertua yang didasarkan pada pengambilan panas dari bahan. Teknik pendinginan refrigerasi mengacu pada proses penurunan suhu produk yang tidak mencapai titik bekunya yang artinya selama proses pendinginan, suhu bahan pangan menurun tetapi kandungan air didalamnya tidak sampai membeku. Pendinginan produk pangan biasanya dilakukan pada suhu -2C sampai dengan 16C. Salah satu metode pendinginan yang biasanya diapakai adalah sistem refrigerasi kompresi mekanis. Cara kerja sistem ini adalah dengan menyerap panas oleh zat pendingin pada waktu terjadi perubahan fase, yaitu dari fase cair ke fase uap. Mesin utama yang digunakan untuk memanfaatkan bahan pendingin adalah kompresor. Alat ini dibutuhkan untuk memompa zat pendingin agar siklus perubahan gas menjadi cair dan sebaliknya dapat terjadi secara kontiniu. Alat pendingin di rumah tangga seperti kulkas, air conditioner AC atau cold storage umumnya menggunakan prinsip sistem refrigerasi mekanis dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan laju beberapa reaksi kimia dan biokimia, sehingga mampu meningkatkan umur simpannya 2-5 kali pada setiap penurunan suhu 10C. Namun pendinginan juga dapat menyebabkan chilling injury atau perubahan tekstur yang ditandai dengan penampakan bahan pangan yang memar atau busuk. Proses pendinginan dapat memperpanjang umur simpan produk pangan yang mudah rusak hingga beberapa hari atau beberapa minggu. Hal ini disebabkan karena terhambatnya beberapa mikroba pembusuk/patogen pada suhu rendah. Secara umum, hampir semua bakteri patogen pertumbuhannya terhambat pada suhu rendah. Akan tetapi, beberapa mikroba pembusuk ada yang bersifat psikrofilik yaitu tahan terhadap suhu rendah 0-5C dan menyebabkan kerusakan, sehingga beberapa bahan pangan tidak disarankan untuk disimpan dalam suhu pendiginan dan sebaiknya dilakukan proses pembekuan. Teknik pembekuan freezing adalah penyimpanan bahan pangan dibawah titik level, yang melibatkan proses perubahan fase cair menjadi es dan Kristal es. Proses pembekuan -18C sampai dengan -40C. Pembekuan juga melibatkan pindah panas seperti sistem refrigeran pada pemdinginan, akan tetapi panas yang diserap dari bahan/produk pangan lebih banyak sehingga melampaui panas laten pembekuannya dan menyebabkan air dalam bahan pangan berubah fase cair menjadi es beku. Pada awal proses pembekuan terjadi fase pre-freezing suhu bahan pangan diturunkan dari suhu awal ke suhu titik bekunya. Titik beku produk pangan pangan adalah suhu ketika sejumlah kristal es terbentuk dan mencapai kesetimbangan dengan air di sekitarnya yang pada tahap ini semua kandungan air bahan pangan dalam keadaan cair. Setelahnya masuk kepada tahap freezing disini terjadi perubahan fase dari cair ke padat es pada suhu konstan. Setelah freezing, bahan pangan yang membeku turun suhunya hingga mencapai suhu yang diinginkan suhu eutektik. Pada tahap pre-freezing dan tahap penurunan suhu dari beku mencapai suhu eutektik melibatkan panas jenis sensible sedangkan tahap freezing melibatkan panas laten yaitu panas yang digunakan untuk merubah fase cair menjadi gas. Dengan teknik pembekuan, bahan pangan akan tahan sampai beberapa bulan bahkan bisa sampai beberapa positif dari pembekuan adalah dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan menurunkan laju reaksi kimia dan biokimia sehingga dapat memperpanjang umur simpan produk pangan, karena selama pembekuan, suhu produk pangan menurun hingga dibawah titik bekunya. Sebagian air berubah wujud dari fase cair ke fase padat dan membentuk kristal es. Adanya kristalisasi air ini akan menyebabkan mobilitas air terbatas, sehingga aktivitas air menurun. Penurunan aktivitas air ini berpengaruh pada penghambatan pertumbuhan mikroba serta reaksi reaksi kimia dan biokimia yang mempengaruhi mutu dan keawetan produk pangan. Pengaruh negatif pembekuan antara lain dapat merusak komponen kimiawi seperti denaturasi protein dan perubahan tekstur bahan pangan yang pembekuan juga berpengaruh terhadap mutu produk yang dihasilkan, karena laju pembekuan lambat akan mengakibatkan pembentukan kristal es yang lambat dan kristal es yang terbentuk akan menjadi besar. Pembentukan kristal es yang lambat dan besar ini akan merusak struktur sel bahan pangan yang berakibat pada penurunan mutunya. Selama pembekuan lambat, kristal es yang tumbuh pada ruang antar sel menyebabkan perubahan bentuk deformasi dan kerusakan dinding sel di dekatnya. Kristal es mempunyai tekanan uap air yang lebih rendah dibandingkan di dalam sel sehingga air berpindah dari dalam sel menuju kristal yang sedang tumbuh. Akibatnya sel mengalami dehidrasi dan secara permanen mengalami kerusakan akibat peningkatan konsentrasi solute. Laju pembekuan yang cepat akan menghasilkan kristal es yang kecil-kecil dan halus baik pada ruang antar sel maupun di dalam sel, sehingga kerusakan sel pada bahan pangan dapat dikurangi dan mutu bahan pangan lebih terjaga serta tidak terbentuk gradien tekanan uap air sehingga dehidrasi menjadi rendah. selain itu tekstur bahan pangan tetap tidak berubah. Akan tetapi laju pembekuan yang sangat tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan akibat jaringan pecah atau mengetahui perbedaan antara teknik pembekuan dan pendinginan, kita dapat menentukan untuk menyimpan bahan pangan sesuai dengan kebutuhan. Pada bahan pangan segar seperti sayur dan buah sebaiknya disimpan pada suhu dingin 7C – 10C, sedangkan bahan pangan hewani disimpan pada suhu beku dimana untuk penyimpanan selama 3 hari dengan suhu -5C – 10C, untuk penyimpanan 1 minggu menggunakan suhu -19C – -5C dan untuk penyimpanan lebih dari 1 minggu di bawah adalah mahasiswa S2 Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor
Rqii2P.
  • 28qpsolnht.pages.dev/257
  • 28qpsolnht.pages.dev/20
  • 28qpsolnht.pages.dev/246
  • 28qpsolnht.pages.dev/190
  • 28qpsolnht.pages.dev/581
  • 28qpsolnht.pages.dev/154
  • 28qpsolnht.pages.dev/249
  • 28qpsolnht.pages.dev/50
  • mutu bahan pangan terbaik adalah